Bagi orang Booi, Maluku, ada sebuah tradisi mengail ikan yang sangat khas yang disebut dengan Hohate. Apa itu Hohate? Hohate sebenarnya adalah kail untuk menangkap ikan. Kail tersebut dibuat dari bambu yang dipasangi dengan senar atau mika, kemudian diberi umpan menggunakan keong atau kumang untuk menangkap ikan Papua. Orang Booi mempercayai, dalam membuat hohate yang dapat menangkap banyak ikan, jumlah ruas bambu yang digunakan musti berjumlah ganjil seperti 5, 7 atau 9. Jika menggunakan jumlah ruas genap, akan kesulitan dalam menangkap ikan Papua.
Mengapa disebut ikan Papua. Ternyata ada sejarahnya. Ikan Papua adalah Ikan Tatu Hitam atau Ikan Ayam (karena daging ikan ini kenyal mirip ayam). Papua adalah sebutan untuk cengkeh yang sudah sangat ranum. Dan Ikan Tatu Hitam ini banyak ditemukan pada saat buah cengkeh mulai ranum, jadi mereka menyebutnya dengan Ikan Papua.
Ikan Papua suka bergerombol dalam jumlah banyak, dan berebutan memakan keong yang digunakan oleh orang Booi dalam menangkap ikan menggunakan Hohate. Panjang ikan lebih dari 15 centimeter, dan berukuran hingga satu telapak tangan orang dewasa. Jika sedang musim, maka orang Booi beramai-ramai mengail ikan Papua dengan Hohate.
Munculnya Ikan Papua ini tidak terjadi sepanjang tahun, karena hanya muncul satu kali dalam satu tahun, yaitu saat buah cengkeh meranum (Papua). Dengan menggunakan Kole-Kole atau sampan perahu yang kecil, warga Booi mencari posisi antara air laut dangkal dan air laut dalam, tempat bermain kesukaan Ikan Papua. Tempat antara air laut dangkal dan dalam ini kira-kira berkedalaman satu meter. Dan ikan papua muncul ketika air laut mulai surut.
Jika cengkeh Papua di pohon mulai habis, maka ikan Papua akan sangat sulit ditemui di lautan. Entah mengapa.
Sumber : http://www.jalanjalanyuk.com/hohate-mengail-ikan-papua-di-booi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar